Kamis, 05 Desember 2013

Kalimat


A.   Pengertian Kalimat
Dalam KBBI (2008) kalimat merupakan satuan ujar yang mengungkapkan suatu konsep pikiran dan perasaan; perkataan; satuan bahasa yang relatif berdiri sendiri, mempunyai pola intonasi final dan secara aktual maupun potensial terdiri atas klausa. Kalimat adalah satuan gramatikal dalam wujud lisan maupun tulisan yang mengungkapkan pikiran. Umumnya, kalimat berupa kelompok kata tetapi tidak semua kelompok kata adalah kalimat dan banyak kalimat yang hanya terdiri dari atas satu kalimat.

B.   Unsur – Unsur Pembentuk  Kalimat
Yang dimaksud kelompok kata, pada pengertian di atas bisa saja berupa frase ataupun klausa. Dalam ragam lisan selain kata – kata, kalimat juga terdiri unsur – unsur suprasegmental.
1.      Kata
2.      Frase
3.      Klausa
4.      Unsur Suprasegmental : intonasi, jeda, nada, dan tempo.

C.   Struktur Kalimat
Struktur kalimat diisi oleh unsur – unsur yang sifatnya relatif tetap, yang memiliki fungsi berbeda dalam kalimat. Unsur – unsur tersebut adalah
1.      Subjek  adalah unsur yang berfungsi sebagai pokok pembicaraan suatu kalimat yang diisi oleh kata atau frase benda baik konkret ataupun abstrak.
2.      Predikat  unsur kalimat yang berfungsi menjelaskan subjek. Predikat memiliki fungsi yang sangat penting dalam sebuah kalimat, karena tanpa predikat makna sebuah kalimat menjadi tidak jelas.
3.      Objek dan Pelengkap  merupakan fungsi kalimat yang letaknya di belakang predikat.


4.      Keterangan adalah unsur yang fungsinya menerangkan seluruh fungsi yang ada dalam suatu kalimat.
a)      Ciri – Ciri Keterangan
·         Bersifat manasuka (arbitrer)
·         Letaknya bebas
·         Umumnya, didahului oleh kata depan seperti : di, dari, ke, ketika, tentang
b)     Jenis Keterangan
·         Keterangan waktu
·         Keterangan tempat
·         Keterangan tujuan
·         Keterangan cara
·         Keterangan penyerta
·         Keterangan alat
·         Keterangan similatif
·         Keterangan penyebaban
·         Keterangan kesalingan


D.   Jenis – Jenis  Kalimat
1.      Kalimat Sederhana dan Kalimat Kompleks
a.      Kalimat Sederhana adalah kalimat yang dibentuk oleh fungsi – fungsi pokok yang belum mengalami perluasan. Kalimat ini disebut juga kalimat inti. Contoh : anak – anak bermain petak umpet.
b.      Kalimat Kompleks adalah kalimat yang telah mengalami perluasaan, yang dapat terdiri atas satu klausa maupun dua klausa. Kalimat kompleks sering disebut kalimat luas. Contoh : anak – anak suka sekali bermain petak umpet di halaman rumahku.



2.      Kalimat Minor dan Kalimat Mayor
a.      Kalimat Minor  adalah kalimat yang memiliki satu unsur pusat, berupa predikat. Kalimat ini sering digunakan sebagai jawaban atas pertanyaan, sebagai perintah, ataupun seruan. Contoh : Pulanglah !!
b.      Kalimat Mayor adalah kalimat yang mengandung minimal dua unsur kalimat atau lebih. Contoh : Dia suka tidur.

3.      Kalimat Aktif dan Kalimat Pasif
a.      Kalimat Aktif adalah kalimat yang predikatnya melakukan suatu pekerjaan. Ciri dari kalimat aktif, predikat kalimatnya selalu berawalan meN- dan ber-, tetapi tidak semua predikat kalimat aktif berimbuhan misalnya, makan,minum, dan duduk. Contoh : Ibu duduk di teras sambil membaca buku.
b.      Kalimat Pasif adalah kalimat yang subjeknya dikenai pekerjaan, predikat pada kalimat pasif berawalan di- atau ke-. Contoh : adik terjatuh dari ayunan.

4.      Kalimat Langsung dan Kalimat Tak Langsung
a.      Kalimat Langsung adalah kalimat yang secara langsung menirukan apa yang diujarkan orang. Contoh : “Apa kabar, Heni?” Tanya kakek Usman 
b.      Kalimat Tak Langsung adalah kalimat yang, melaporkan apa yang diujarkan orang. Contoh : Kakek Usman menanyakan kabar Heni. 

5.      Kalimat Tunggal dan Kalimat Majemuk
a.      Kalimat Tunggal adalah kalimat yang hanya terdiri atas satu pola kalimat atau satu klausa. Contoh : Ayah pergi ke kantor.
b.      Kalimat Majemuk  adalah kalimat yang terdiri atas dua pola kalimat atau dua klausa atau lebih. Kalimat majemuk terbagi menjadi :
-          Kalimat majemuk setara adalah kalimat yang hubungan antara unsur – unsurnya setara atau sederajat. Contoh : Ibu memasak di dapur, dan ayah menebangi dahan pohon yang menutupi atap rumah.


-          Kalimat majemuk bertingkat adalah kalimat yang hubungan antara unsur – unsurnya tidak setara karena salah satu unsurnya ada yang menjadi induk kalimat, sedangkan kalimat lain menjadi anak kalimat.
-          Kalimat majemuk campuran adalah gabungan antara kalimat majemuk setara dengan kalimat majemuk bertingkat. Dalam kalimat majemuk campuran terdapat tiga kalimat inti atau tiga klausa.

6.      Kalimat Berklausa dan Kalimat Tak Berklausa
a.      Kalimat Berklausa adalah kalimat yang terdiri dari satuan yang berupa klausa yang terdiri atas subjek dan predikat, dapat juga disertai objek, pelengkap dan keterangan. Contoh : Sekolah itu menerima subsidi dari pemerintah.
b.      Kalimat Tak Berklausa adalah kalimat  yang tidak terdiri dari klausa. Contoh : Syukur !!    

7.      Kalimat Efektif
a.      Pengertian
Kalimat efektif adalah kalimat yang memenuhi syarat – syarat sebagai berikut :
·         secara tepat mewakili pemikiran pembicara atau penulisnya.
·         mengemukakan pemahaman yang sama tepatnya antara pikiran pendengar atau pembaca dengan yang dipikirkan penutur atau penulisnya.
·         Pemilihan diksi yang tepat dan penggunaan ejaan yang baik dan benar.
·         Struktur kalimat efektif dan ciri kalimat efektif
b.      Struktur dan Ciri – Ciri Kalimat Efektif
Struktur kalimat efektif, mencakup
·         Struktur umum
·         Struktur periodik
·         Struktur pararel


Kalimat efektif memiliki ciri – ciri sebagai berikut  :
·         Kesatuan
·         Kehematan
·         Penekanan
·         Variasi
Contoh :
Tidak Efektif     : Mereka berkesimpulan bahwa inti dan plasma sel mengalamipembelahan menjadi dua sel anak.
Efektif                : Mereka menyimpulkan bahwa inti dan plasma sel mengalamipembelahan menjadi dua sel anak.

8.      Kalimat Berdasarkan Fungsinya
            Berdasarkan fungsi atau tujuannya, kalimat dibedakan ke dalam limakelompok, yakni kalimat berita, kalimat perintah, kalimat tanya, kalimat seru, dan kalimat empatik.
1. Kalimat Berita
            Kalimat berita (deklaratif) adalah kalimat yang isinya memberitakan sesuatu kepada pembaca atau pendengar. Pada ragam bahasa lisan, bagian akhir kalimat berita ditandai dengan nada menurun. Sementara itu, pada ragam bahasa tulis, bagian akhir kalimatnya ditandai dengan tanda titik. Dalam penggunaannya, kalimat berita memiliki beragam tujuan, antara lain menyatakan:
a.            Pemberitahuan
         Contoh: Kakak sudah melangsungkan pernikahannya jumat kemarin.
b.            Laporan
Contoh: Seminar ini akan diikuti oleh seribu peserta dari lima kabupaten di Jawa Barat.

c.             Pengharapan
         Contoh: Saya sangat berharap mereka dapat lulus dalam ujian nanti.
d.            Permohonan
         Contoh: Saya mohon Anda dapat memaafkan kesalahan – kesalahan saya.
e.             Perkenalan
         Contoh: Perkenalkan, saya mahasiswa baru di kampus ini.
f.              Undangan
Contoh: Kami mengundang Saudara untuk hadir dalam acara pernikahan putra kami
2. Kalimat Perintah
            Kalimat perintah (imperatif) adalah kalimat yang maknanya memberikan perintah untuk melakukan sesuatu. Dalam bentuk tulis, kalimat perintah seringkali dengan tanda seru meskipun tanda titik bisa pula dipakai. Dalam bentuk lisan, nadanya naik pada akhir kalimat. Ciri – ciri lainnya adalah sebagai berikut:
  1. Kalimat perintah umumnya menggunakan kata kerja taktransitif, yang kadang – kadang disertai dengan penggunaan partikel –lah pada predikatnya.
  2. Untuk menghaluskan kalimat perintah, digunakan kata – kata seperti tolong, coba, dan silakan.
  3. Kalimat perintah yang bermakna larangan, sering didahului dengan katajangan.
Contoh:
  1. Carilah pekerjaan apa saja!
  2. Tolong kirimkan bingkisan ini kepada orang tuamu!
  3. Jangan membuang sampah sembarangan.



3. Kalimat Tanya
            Kalimat Tanya (introgatif) adalah kalimat yang isinya menanyakan sesuatu atau seseorang. Ada lima cara untuk membentuk kalimat Tanya, yaitu:
  1. Dengan menambahkan kata apa (kah).
Contoh: Apakah ayahmu sudah datang?
  1. Dengan membalikkan urutan kata dengan ditambahi partikel –kah.
Contoh: Dia mendapatkan hadiah kemarin.
              Mendapat hadiahkah dia kemarin?
  1. Dengan memakai kata bukan atau tidak.
Contoh: Dia pandai, bukan?
              Kamu mengerti soal ini, (apa) tidak?
  1. Dengan mengubah intonasi kalimat.
Contoh: Dia jadi pergi.
              Dia jadi pergi?
  1. Dengan memakai kata tanya, seperti siapa, kapan, dan mengapa.
Contoh: Dia mencarisiapa?                                                                                       
              Kapan dia akan pergi ke Mekah?
              Mengapa dia pergi pagi – pagi sekali?
4. Kalimat Seru
            Kalimat seru (interjektif) adalah kalimat yang mengungkapkan perasaan kagum. Karena rasa kagum berkaitan dengan sifat, maka kalimat seru hanya dibuat dari kalimat berita yang predikatnya berupa kata sifat. Cara membuatnya adalah dengan mengikuti kaidah berikut:

a.                   Balikan urutan kalimat dari S – P menjadi P – S.
b.                  Tambahkan partikel –nya pada P yang telah ditempatkan di muka.
c.                   Tambahkan di muka P kata seru alangkah atau bukan main.
Contoh:
-                      Pergaulan mereka bebas
-                      Bukan main bebasnya pergaulan mereka
5. Kalimat Empatik
            Kalimat empatik adalah kalimat yang memberikan penegasan khusus kepada subjek. Penegasan itu dilakukan dengan:
a.                   Menambahkan partikel –lah­ pada subjek, dan
b.                  Menambahkan kata sambung yang di belakang subjek.
Contoh:
1.                  Dialah yang memulai pertengkaran itu.
2.                                          Penduduk desa itulah yang akan mengadu ke DPR.

Rabu, 20 November 2013

ALIRAN HINAYANA DAN MAHAYANA




 “ALIRAN HINAYANA DAN MAHAYANA”

ALIRAN HINAYANA DAN MAHAYANA
Latar belakang Mahayana dan Hinayana
Antara abad 1 SM hingga 1 M, kedua istilah Mahayana dan Hinayana muncul di Sutra Saddharma Pundarika atau "Sutra Teratai Ajaran Kebajikan". Kira-kira abad ke-2 M, Mahayana didefinisikan secara jelas. Nagarjuna mengembangkan filosofi "kekosongan" Mahayana dan membuktikan bahwa segala sesuatunya adalah "Kosong" dalam buku kecil "Madhyamika-karika". Kira-kira pada abad ke-4, Asanga dan Vasubandhu banyak menulis buku-buku Mahayana. Setelah abad ke-1 M, kaum Mahayana meneguhkan pendiriannya dan setelahnya istilah Mahayana dan Hinayana mulai dikenal.
A. Aliran Hinayana
Istilah Hinayana (Sanskerta: हीनयान) adalah istilah dalam agama Buddha yang muncul setelah Mahayana berkembang. Istilah ini sebenarnya kurang tepat dipakai. Penggunaan pasangan yang lebih baik adalah Theravada - Mahayana, dan bukannya Hinayana - Mahayana. Hinayana berarti kendaraan kecil, yang menunjukkan jumlah pengikut agama Buddha yang lebih sedikit dibandingkan aliran Mahayana (kendaraan besar). Aliran Hinayana disebut juga aliranTheravada. Hinayana merupakan aliran agama Buddha yang menekankan kemurnian dan keotentikkan ajaran agama Buddha sesuai dengan yang diajarkan Buddha Siddharta Gautama. Tidak seperti Mahayana yang menggunakan bahasa Sanskerta, Hinayana menggunakan bahasa Pali dalam peribadatan dan teks Tripitaka. Saat ini basis utama pengikut aliran Hinayana tersebar mulai dari Srilanka, Bhutan, Myanmar, Thailand, Vietnam, Kamboja, dan Laos         
 Pokok ajaran Hinayana :
a)      Segala sesuatu bersifat fana serta hanya berada untuk sesaat saja. Apa yang berbeda untuk sesaat saja itu disebutdharma. Oleh karena itu tidak ada sesuatu yang tetap berada. Tidak ada aku yang merasa, sebab yang ada adalah perasaan, demikian seterusnya.
b)      Dharma-dharma itu adalah kenyataan atau relasi yang kecil dan pendek, yang berkelompok sebagai sebab dan akibat. Karena pengaliran dharma yang terus-menerus maka timbullah kesadaran aku yang palsu atau ada”perorangan” yang palsu.
c)      Tujuan hidup ialah Nirwana, tempat kesadaran ditiadakan. Sebab segala kesadaran adalah belenggu karena kesadaran tidak lain adalah kesadaran terhadap sesuatu. Apakah yang tinggal berada di dalam Nirwana itu, sebenarnya tidak diuraikan dengan jelas.
d)     Cita-cita yang tertinggi ialah menjadai arhat, yaitu orang yang sudah berhenti keinginannya, ketidaktahuannya, dan sebagainya, dan oleh karenanya tidak ditaklukkan lagi pada kelahiran kembali.
 Kitab Suci Hinayana:
  • Vinaya Pitaka, (peraturan-peraturan golongan para Bhiksu) berbicara mengenai Sangha. Terdiri dari 3 buah tulisan yang yang membicarakan peraturan-peraturan tata-tertib bagi para bhiksu.
  • Sutta Pitaka, (keranjang pengajaran). Memuat 4 buah kumpulan yang besar dari pelajaran buddha. terdiri dari bermacam-macam ceramah yang diberikan oleh Buddha.
  • Abhimdhamma Pitaka, berisi analisis ajaran Buddha. Terdiri dari 7 buah naskah, yang merupakan uraian-uraian ilmiah yanmg kering tentang dogmatika.
B. Aliran Mahayana
Mahayana (berasal dari bahasa Sanskerta: महायान, mahāyāna yang secara harafiah berarti 'Kendaraan Besar') adalah satu dari dua aliran utama Agama Buddha dan merupakan istilah pembagian filosofi dan ajaran Sang Buddha. Mahayana, yang dilahirkan di India, digunakan atas tiga pengertian utama:
1.    Sebagai tradisi yang masih berada, Mahayana merupakan kumpulan terbesar dari dua tradisi Agama Buddha yang ada hari ini, yang lainnya adalahTheravada. Pembagian ini seringkali diperdebatkan oleh berbagai kelompok.
2.  Menurut cara pembagian klasifikasi filosofi Agama Buddha berdasarkan aliran Mahayana, Mahayana merujuk kepada tingkat motifasi spiritual. (yang dikenal juga dengan sebutan Bodhisattvayana) Berdasarkan pembagian ini, pendekatan pilihan yang lain disebut Hinayana, atau Shravakayana. Hal ini juga dikenal dalam Ajaran Theravada, tetapi tidak dianggap sebagai pendekatan yang sesuai.
3.   Menurut susunan Ajaran Vajrayana mengenai pembagian jalur pengajaran, Mahayana merujuk kepada satu dari tiga jalan menuju pencerahan, dua lainnya adalah Hinayana dan Vajrayana. Pembagian pengajaran dalam Agama Buddha Vajrayana, dan tidak dikenal dalam ajaran Agama Buddha Mahayana dan Theravada.
Walaupun asal-usul keberadaan Mahayana mengacu pada Buddha Gautama, para sejarawan berkesimpulan bahwa Mahayana berasal dari India pada abad ke 1, atau abad ke 1 SM.  Menurut sejarawan, Mahayana menjadi gerakan utama dalam Agama Buddha di India pada abad ke 5, mulai masa tersebut naskah-naskah Mahayana mulai muncul pada catatan prasasti di India.  Sebelum abad ke 11 (ketika Mahayana masih berada di India), Sutra-sutra Mahayana masih berada dalam proses perbaikan. Oleh karena itu, beragam sutra dari sutra yang sama mungkin muncul. Terjemahan-terjemahan ini tidak dianggap oleh para sejarawan dalam membentuk sejarah Mahayana.
Dalam perjalanan sejarahnya, Mahayana menyebar keseluruh Asia Timur. Negara-negara yang menganut ajaran Mahayana sekarang ini adalah Cina, Jepang,Korea dan Vietnam dan penganut Agama Buddha Tibet (etnis Himalaya yang diakibatkan oleh invasi Cina ke Tibet). Aliran Agama Buddha Mahayana sekarang ini adalah "Pure Land", Zen, Nichiren, Singon, Tibetan dan Tendai. Ketiga terakhir memiliki aliran pengajaran baik Mahayana maupun Vajrayana.

Pimpinan Besar Mahayana
Ada tiga pimpinan besar Mahayana yang terkenal dengan julukan “Tiga Matahari Mahayana”, karena merekalah yang memancarkan sinar Mahayana hingga sampai di sebagian besar benua Asia seperti ; Tibet, Nepal, Monggolia, Tiongkok, Korea, Jepang dan Indonesia.
-         Nagarjuna Salah satu dari ahli-ahli filsafat terbesar di Mahayana adalah Nagarjuna, yang menurut cerita hidup sekitar abad ke-2 M. Golongannya itu dinamakan juga golongan Madhyamika atau penganut jalan tengah. Nagarjuna adalah pimpina Sangha yang ke 14. Beliau mendirikan suatu perguruan Mystik yang bernama Madhyamika dan membuat kitab :
Madhyamika Suttra yang berisi penuh dengan Mystik dan Metaphysika.
Prajanaparamita yang menceritakan tentang kekosongan benda-benda semuanya, juga tentang apa yang dinamakan Paramita (Enam kesempurnaan yang dimiliki oleh setiap Boddhisattva).
-         Aryasangha muncul sekitar abad ke-4 M. Aryasangha menjadi tokoh yang sangat penting dari suatu golongan falsafi, yang telah berkembang sebelum zamannya dan yang terkenal dengan dua nama : “Vijnanavadin” (mereka yang mengajarkan bahwa yang sejati itu hanya kesadaran) dan “Yogacara” (mereka yang menempuh jalan yoga).

Beliau membuat kitab bernama  Yogacarabhunicastra.
1.    Canti Deva adalah salah satu pimpinan besar Mahayana yang terakhir. Dia mengarang kitab berjudul :
Ciksasammucchaya (ikhtisar para siswa) berupa kitab syair.
Bodhicaryavatara (jalan yang menuju kearah kebangunan kebijaksanaan)
 Kitab Mahayana
Salah satu diantanya yang paling terkenal ialah Vimalakirti Sutra, yang berisi tentang seseorang yang berumah tangga tetapi hidupnya lebih suci daripada semuanya Bodhisattwa.
Banyak kitab-kitab Mahayana yang tidak boleh kita lupakan yang tidak diketahui siapa pengarangnya. Yaitu :
Karandavyuha 
Sukhavatisvaha 
Saddharmapundarika 
Lankavatara Sutra
Avatamkara sutra
Vajraccedhika Sutra

Perbedaan aliran Hinayana dan Mahayana,yaitu:
1.    Jika aliran Buddhisme Hinayana pada dasarnya memandang manusia sebagai pribadi, yang persamaan haknya tidak bergantung kepada penyelamatan orang lain, aliran Mahayana berpendirian sebaliknya. Oleh karena kehidupan itu satu, nasib seseorang berkaitan dengan nasib manusia seluruhnya. Mereka berpendapat bahwa hal ini terkandung dalam ajaran pokok Sang Buddha tentang anatta yang seperti telah kita ketahui berarti bahwa semua makhluk dan semua hal tidak mempunyai kemandirian.
2.  Aliran Hinayana berpendapat bahwa nasib manusia di alam semesta ini terletak di tangannya sendiri. Tidak ada dewa-dewa ataupun kekuatan yang melebihi manusia untuk membantunya mengatasi kesulitan hidup ini. Bagi Aliran Mahayana, adanya rahmat bagi semua orang merupakan suatu kenyataan. Kedamaian yang ada di dalam hati semua manusia di sebabkan karena adanya suatu kekuatan tanpa batas, yang berakar dalam Nirwana, yang tanpa kecuali memperhatikan setiap jiwa dan berada dalam setiap jiwa itu, dan pada saatnya yang tepat akan menarik setiap jiwa itu ke tujuan itu.
3.   Dalam Aliran Hinayana, kebajikan utama adalah bodhi,kearifan, yang lebih mengutamakan perbuatan yang tidak mementingkan diri sendiri dari pada perbuatan aktif mencari kebenaran. Aliran Mahayana menempatkan istilah lain sebagai pusat perhatiannya, yaitu karuma, kasih sayang.
4.  Aliran Buddhisme Hinayana berpusat pada rahib. Biara-biara adalah pusat kehidupan rohani negeri-negeri dimana aliran ini dianut oleh banyak orang yang mengingatkan semua orang akan adanya kebenaran agung yang pada akhirnya memberi makna kepada kehidupan ini merupakan pembenaran terakhir bagi dunia. Sebaliknya, aliran Buddha Mahayana merupakan agama bagi orang awam. Bahkan para rahibnya diharapkan merupanyai perhatian utama melayani perhatian utama untuk melayani orang awam.

Mahayana, yang dilahirkan di India, digunakan atas tiga pengertian utama:
1.    Sebagai tradisi yang masih berada, Mahayana merupakan kumpulan terbesar dari dua tradisi Agama Buddha yang ada hari ini, yang lainnya adalah Theravada. Pembagian ini seringkali diperdebatkan oleh berbagai kelompok.
2.  Menurut cara pembagian klasifikasi filosofi Agama Buddha berdasarkan aliran Mahayana, Mahayana merujuk kepada tingkat motifasi spiritual (yang dikenal juga dengan sebutan Bodhisattvayana) Berdasarkan pembagian ini, pendekatan pilihan yang lain disebut Hinayana, atau Shravakayana. Hal ini juga dikenal dalam Ajaran Theravada, tetapi tidak dianggap sebagai pendekatan yang sesuai.
3.   Menurut susunan Ajaran Vajrayana mengenai pembagian jalur pengajaran, Mahayana merujuk kepada satu dari tiga jalan menuju pencerahan, dua lainnya adalah Hinayana dan Vajrayana. Pembagian pengajaran dalam Agama Buddha Vajrayana, dan tidak dikenal dalam ajaran Agama Buddha Mahayana dan Theravada.